Lebaran
tinggal beberapa minggu lagi. Tapi euforia lebaran sudah dirasakan sejak hari
pertama puasa. Hal ini bisa terlihat dari besarnya antusiasme masyarakat untuk
mempersiapkan segala keperluan di hari lebaran nanti. Mulai dari baju baru,
aneka makanan sampai pada berburu tiket mudik dipersiapkan sedini mungkin.
Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri adalah hari yang begitu istimewa dan begitu
dinantikan oleh jutaan umat di berbagai Negara, termasuk Indonesia.
Indonesia
dikenal sebagai kaya akan budaya dari berbagai daerah, demikian halnya dengan
lebaran. Ada beberapa tradisi unik yang hanya ada pada moment lebaran ini. Cari
tahu yuk apa saja sih.
Grebeg Syawal di Yogyakarta
Yogyakarta memang dikenal sebagai
salah satu kota budaya, seperti yang kita tahu ada 3 kali grebeg yang digelar
di kota gudeg ini, antara lain grebeg maulud, grebeg besar dan grebeg syawal. Grebeg
syawal biasanya diselenggarakan pada tanggal 1 Syawal atau bertepatan dengan
hari pertama Lebaran, yaitu Grebeg Syawal.
Salah satu komponen wajib dalam
grebeg syawal sendiri adalah gunungan yang terdiri dari hasil bumi seperti sayuran,
buah, nasi dan kacang-kacangan, yang disusun mengerucut layaknya sebuah gunung
dan diarak oleh abdi dalem mengelilingi kawasan keraton, alun-alun, dan Masjid
Agung.
Tumbilotohe di Gorontalo
http://bit.ly/2rmt6wc |
Dari Yogyakarta kita terbang ke Gorontalo yang memiliki sebuah tradisi
unik bernama Tumbilatohe yang berarti memasang lampu. Biasanya tiga hari jelang
lebaran masyarakat Gorontalo memasang lampu minyak di halaman rumah, halaman
masjid, ataupun tepi jalan raya.
Tradisi ini bermula puluhan tahun lalu sebelum adanya
listrik, warga Gorontalo secara sukarela memasang lampu minyak di depan rumah
dan di jalan-jalan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah orang-orang yang ingin
berangkat ke masjid di malam hari.
Hingga sekarang, tradisi ini tetap dilakukan,
bahkan dengan lebih meriah karena lampu minyak akan disusun sedemikian rupa
hingga membentuk beragam formasi, seperti masjid, ketupat, dan Al-Quran.
Meriam Karbit di Pontianak
Jika daerah lain memberlakukan larangan untuk
menyalakan petasan saat lebaran, lain halnya dengan di Pontianak. Pemerintah
Kota Pontianak malah memberi fasilitas bagi warganya dengan mengadakan Festival
Meriam Karbit yang diselenggarakan dari H-3 sampai H+3 Lebaran.
http://bit.ly/2ry0jZH |
Di tepi Sungai Kapuas, akan
mudah kita jumpai berjejer meriam karbit raksasa buatan warga. Setiap meriam
terbuat dari kayu dengan diameter 50 cm dan panjang mencapai 4 M. Jika
dinyalakan, suara meriam karbit ini bisa terdengar hingga radius 5 km. Dengan suasana seperti ini, tidak salah jika
Pontianak menjadi kota yang memiliki perayaan lebaran paling meriah.
http://bit.ly/2svSPW6 |
Meugang di Aceh
Selama
ini kita mengenal tradisi sembelih kambing dan sapi dilaksanakan pada Hari Raya
Idul Adha. Namun di Aceh, tradisi sembelih kambing dan sapi juga dilaksanakan
pada saat Lebaran tiba. Hal ini sebagai ucapan rasa syukur karena dipertemukan
kembali dengan Hari Raya Idul Fitri. Meugang biasa dilakukan di masjid setempat.
Daging hasil penyembelihan kemudian dimasak beramai-ramai dan dibagikan kepada
kaum duafa.
Ronjok Sayak di Bengkulu
http://bit.ly/2rmuIpC |
Ada sebuah tradisi unik saat lebaran tiba di
Bengkulu, dimana masyarakat setempat membuat susunan batok
kelapa kering yang dibuat tinggi menjulang bagai gunung. Kemudian gunung ini
dibakar. Tradisi unik ini disebut Ronjok Sayak yang biasa dilakukan oleh
masyarakat setempat saat malam takbiran.
Konon menurut kepercayaan
masyarakat Bengkulu, tradisi ini dimaksudkan sebagai ucapan syukur pada Tuhan
sekaligus sarana mengirim doa untuk arwah sanak keluarga yang telah meninggal.
Setelah acara bakar-bakaran, warga akan mengirim makanan untuk para tetangga
dan kerabat dekat.
Bedulang, Pesta Makan di Bangka
http://bit.ly/2rCN19h |
Setelah bermaaf-maafan,
masyarakat bangka memiliki sebuah tradisi makan bersama dimana penyajiannya
menggunakan dulang atau tudung saji. Dalam tradisi makan bedulang, dilarang
memakai sendok. Warga diwajibkan untuk mencuci tangannya terlebih dahulu, yang
menarik adalah cara mencuci tangannya pun ada aturannya yakni diawali dari yang
paling tua hingga yang paling muda mendapat urutan terakhir.
Ngejot, di Bali
http://bit.ly/2rmvYct |
Setiap menjelang hari raya Idul
Fitri, umat Islam di Bali membagi-bagikan makanan kepada tetangga di sekitar
rumah, tradisi ini dikenal dengan istilah ngejot. Tradisi yang dilakukan secara
turun temurun ini tak cuma sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan, tetapi juga
sebagai simbol kerukunan di antara masyarakat Muslim dan Hindu di Bali. Sebaliknya,
umat Hindu Bali juga melakukan hal yang sama pada hari raya mereka, seperti
saat Galungan dan Kuningan.
Binarundak
di Sulawesi Utara
http://bit.ly/2rD5Qcu |
Masyarakat Sulawesi Utara,
tepatnya di daerah Motoboi Besar, memiliki cara yang unik untuk merayakan
Lebaran, yaitu dengan memasak nasi jaha tepat tiga hari setelah perayaan
lebaran. Nasi jaha dibuat dari beras ketan, jahe, dan santan yang dimasukkan ke
dalam sebatang bambu yang dilapisi daun pisang. Bumbungan bambu berisi nasi
jaha ini lalu dibakar beramai-ramai di lapangan dengan sabut kelapa. Nasi jaha
ini kemudian dimakan bersama-sama sebagai perekat silaturahmi dan ungkapan rasa
syukur.
Perang Topat, di Lombok
http://bit.ly/2rmUtWP |
Tradisi perang topat ini
dilakukan sebagai bentuk kerukunan antar umat beragama di Lombok. Ritual Perang
Topat ini dilakukan enam hari setelah Lebaran dan melibatkan umat Islam dan
Hindu. Prosesi diawali dengan mengarak sesaji berupa hasil bumi yang kemudian
dilanjutkan dengan aksi saling melempar ketupat antara suku Sasak dan Bali.
Yang menarik, event ini dilakukan di sebuah pura, yaitu Pura Lingsar di Lombok
Barat
Nah demikian tadi beberapa
tradisi unik yang mewarnai perayaan lebaran di beberapa kota di Indonesia. Jika
saat libur lebaran nanti kebetulan kalian merencanakan untuk mengunjungi salah
satu kota di atas, pastikan jangan sampai melewatkannya ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar