.

Jumat, 16 Juni 2017

Serba-serbi Perayaan Idul Fitri di Indonesia



Lebaran tinggal beberapa minggu lagi. Tapi euforia lebaran sudah dirasakan sejak hari pertama puasa. Hal ini bisa terlihat dari besarnya antusiasme masyarakat untuk mempersiapkan segala keperluan di hari lebaran nanti. Mulai dari baju baru, aneka makanan sampai pada berburu tiket mudik dipersiapkan sedini mungkin. Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri adalah hari yang begitu istimewa dan begitu dinantikan oleh jutaan umat di berbagai Negara, termasuk  Indonesia.
Indonesia dikenal sebagai kaya akan budaya dari berbagai daerah, demikian halnya dengan lebaran. Ada beberapa tradisi unik yang hanya ada pada moment lebaran ini. Cari tahu yuk apa saja sih.

Grebeg Syawal di Yogyakarta
http://bit.ly/2rmt6wc
Yogyakarta memang dikenal sebagai salah satu kota budaya, seperti yang kita tahu ada 3 kali grebeg yang digelar di kota gudeg ini, antara lain grebeg maulud, grebeg besar dan grebeg syawal. Grebeg syawal biasanya diselenggarakan pada tanggal 1 Syawal atau bertepatan dengan hari pertama Lebaran, yaitu Grebeg Syawal.
Salah satu komponen wajib dalam grebeg syawal sendiri adalah gunungan yang terdiri dari hasil bumi seperti sayuran, buah, nasi dan kacang-kacangan, yang disusun mengerucut layaknya sebuah gunung dan diarak oleh abdi dalem mengelilingi kawasan keraton, alun-alun, dan Masjid Agung.

Tumbilotohe di Gorontalo
http://bit.ly/2rmt6wc
Dari Yogyakarta kita terbang ke Gorontalo yang memiliki sebuah tradisi unik bernama Tumbilatohe yang berarti memasang lampu. Biasanya tiga hari jelang lebaran masyarakat Gorontalo memasang lampu minyak di halaman rumah, halaman masjid, ataupun tepi jalan raya.
Tradisi ini bermula puluhan tahun lalu sebelum adanya listrik, warga Gorontalo secara sukarela memasang lampu minyak di depan rumah dan di jalan-jalan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah orang-orang yang ingin berangkat ke masjid di malam hari.
Hingga sekarang, tradisi ini tetap dilakukan, bahkan dengan lebih meriah karena lampu minyak akan disusun sedemikian rupa hingga membentuk beragam formasi, seperti masjid, ketupat, dan Al-Quran.

Meriam Karbit di Pontianak
Jika daerah lain memberlakukan larangan untuk menyalakan petasan saat lebaran, lain halnya dengan di Pontianak. Pemerintah Kota Pontianak malah memberi fasilitas bagi warganya dengan mengadakan Festival Meriam Karbit yang diselenggarakan dari H-3 sampai H+3 Lebaran.
http://bit.ly/2ry0jZH
Di tepi Sungai Kapuas, akan mudah kita jumpai berjejer meriam karbit raksasa buatan warga. Setiap meriam terbuat dari kayu dengan diameter 50 cm dan panjang mencapai 4 M. Jika dinyalakan, suara meriam karbit ini bisa terdengar hingga radius 5 km.  Dengan suasana seperti ini, tidak salah jika Pontianak menjadi kota yang memiliki perayaan lebaran paling meriah.
http://bit.ly/2svSPW6


Meugang di Aceh
Selama ini kita mengenal tradisi sembelih kambing dan sapi dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha. Namun di Aceh, tradisi sembelih kambing dan sapi juga dilaksanakan pada saat Lebaran tiba. Hal ini sebagai ucapan rasa syukur karena dipertemukan kembali dengan Hari Raya Idul Fitri. Meugang biasa dilakukan di masjid setempat. Daging hasil penyembelihan kemudian dimasak beramai-ramai dan dibagikan kepada kaum duafa.

Ronjok Sayak di Bengkulu
http://bit.ly/2rmuIpC
Ada sebuah tradisi unik saat lebaran tiba di Bengkulu, dimana masyarakat setempat membuat susunan batok kelapa kering yang dibuat tinggi menjulang bagai gunung. Kemudian gunung ini dibakar. Tradisi unik ini disebut Ronjok Sayak yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat saat malam takbiran.
Konon menurut kepercayaan masyarakat Bengkulu, tradisi ini dimaksudkan sebagai ucapan syukur pada Tuhan sekaligus sarana mengirim doa untuk arwah sanak keluarga yang telah meninggal. Setelah acara bakar-bakaran, warga akan mengirim makanan untuk para tetangga dan kerabat dekat.

Bedulang, Pesta Makan di Bangka 

http://bit.ly/2rCN19h
Setelah bermaaf-maafan, masyarakat bangka memiliki sebuah tradisi makan bersama dimana penyajiannya menggunakan dulang atau tudung saji. Dalam tradisi makan bedulang, dilarang memakai sendok. Warga diwajibkan untuk mencuci tangannya terlebih dahulu, yang menarik adalah cara mencuci tangannya pun ada aturannya yakni diawali dari yang paling tua hingga yang paling muda mendapat urutan terakhir. 

Ngejot, di Bali
http://bit.ly/2rmvYct
Setiap menjelang hari raya Idul Fitri, umat Islam di Bali membagi-bagikan makanan kepada tetangga di sekitar rumah, tradisi ini dikenal dengan istilah ngejot. Tradisi yang dilakukan secara turun temurun ini tak cuma sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan, tetapi juga sebagai simbol kerukunan di antara masyarakat Muslim dan Hindu di Bali. Sebaliknya, umat Hindu Bali juga melakukan hal yang sama pada hari raya mereka, seperti saat Galungan dan Kuningan.
Binarundak di Sulawesi Utara
http://bit.ly/2rD5Qcu
Masyarakat Sulawesi Utara, tepatnya di daerah Motoboi Besar, memiliki cara yang unik untuk merayakan Lebaran, yaitu dengan memasak nasi jaha tepat tiga hari setelah perayaan lebaran. Nasi jaha dibuat dari beras ketan, jahe, dan santan yang dimasukkan ke dalam sebatang bambu yang dilapisi daun pisang. Bumbungan bambu berisi nasi jaha ini lalu dibakar beramai-ramai di lapangan dengan sabut kelapa. Nasi jaha ini kemudian dimakan bersama-sama sebagai perekat silaturahmi dan ungkapan rasa syukur. 




Perang Topat, di Lombok
http://bit.ly/2rmUtWP
Tradisi perang topat ini dilakukan sebagai bentuk kerukunan antar umat beragama di Lombok. Ritual Perang Topat ini dilakukan enam hari setelah Lebaran dan melibatkan umat Islam dan Hindu. Prosesi diawali dengan mengarak sesaji berupa hasil bumi yang kemudian dilanjutkan dengan aksi saling melempar ketupat antara suku Sasak dan Bali. Yang menarik, event ini dilakukan di sebuah pura, yaitu Pura Lingsar di Lombok Barat

Nah demikian tadi beberapa tradisi unik yang mewarnai perayaan lebaran di beberapa kota di Indonesia. Jika saat libur lebaran nanti kebetulan kalian merencanakan untuk mengunjungi salah satu kota di atas, pastikan jangan sampai melewatkannya ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar