.

Jumat, 28 April 2017

Mengenal Metode Montessori



Pendidikan merupakan salah satu hal utama yang banyak mengundang perhatian baik dari orang tua, guru, anak, maupun siapa saja yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Berbagai metode belajar diterapkan oleh sekolah-sekolah untuk menunjang proses belajar serta sebagai upaya untuk peningkatan intelktual anak. Belakangan di Indonesia populer dengan salah satu metode belajar yang mulai diterapkan di Sekolah-sekolah khususnya bagi yang berada di Kota besar, adalah Metode Montessori.
Metode Montesori pertama kali diperkenalkan oleh Maria Montessori seorang pendidik dari Italia. Awalnya Metode ini dikembangkan sebagai hasil penelitiannya terhadap perkembangan intelektual anak yang mengalami keterbelakangan mental. Mengikuti keberhasilan terhadap anak-anak ini, ia mulai meneliti dan menerapkan pada anak dengan kecerdasan rata-rata.
Metode Montessori biasanya diterapkan untuk anak-anak Pra Sekolah dan Sekolah Dasar. Di Indonesia sendiri metode ini belum terlalu populer, tetapi ternyata beberapa sekolah sudah menerapkan metode ini.

Cara Belajar Metode Montessori

Jika biasanya guru yang selalu berperan aktif dalam kegiatan belajar di Sekolah, lain halnya dengan Metode Montessori yang lebih menekankan pada aktivitas dan pengarahan diri pada anak serta pengamatan dari guru. Contoh kasusnya begini.
Di Sekolah anak hanya tinggal mengikuti pelajaran apa setiap harinya, Senin belajar membaca, selasa belajar mewarnai, Rabu belajar menggambar dan seterusya. Murid tidak dapat memilih jika ternyata di hari senin yang seharusnya jadwal membaca tetapi ingin belajar mewarnai yang seharusnya masih Rabu yang akan datang.
Berbeda dengan Metode Montessori yang memberikan kebebasan kepada anak ingin belajar apa saat itu. Artinya Murid sendiri yang menentukan kegiatannya, tentunya dengan kegiatan yang sudah dirancang sesuai dengan usianya.
Ciri Metode Montessori yaitu lebih menekankan pada kemandirian, kebebasan, dengan batasan tertentu, serta menghargai perkembangan anak sebagai individu yang unik. Peran Guru disini tidak memberi instruksi, melainkan akan menjelaskan sesuatu ketika anak bertanya.
Montessori memberikan gambaran peran guru dan pengaruh lingkungan terhadap perkembangan kecerdasan.
Aktivitas Metode Montessori sendiri lebih pada 80% aktivitas bebas dan 20% diarahkan guru. Dalam kegiatan belajarnya, satu kelas biasanya terdapat beberapa anak dengan usia berbeda hal ini bertujuan untuk terciptanya interaksi dari anak-anak tersebut. Biasanya anak-anak yang memiliki usia lebih kecil cenderung akan meniru perilaku dari yang usianya lebih besar.

Kelebihan Metode Montessori

Ketika Metode ini diterapkan untuk pendidikan anak-anak, tentunya ada beberapa manfaat yang dirasakan, antara lain:

  •  Anak akan merasa sangat senang karena diberikan kesempatan untuk menentukan keinginannya sendiri serta memiliki kebebasan memilih kegiatannya sendiri berdasarkan rentang usianya

  • Anak memiliki kesempatan untuk belajar hal-hal yang baru dan biasanya akan disertai pertanyaan-pertanyaan karena keingintahuannya yang besar. Disinilah peran Guru dan orang tua untuk mengarahkan serta memberikan jawaban yang wajar mengingat pada usia ini, anak-anak masih suka meniru segala sesuatu yang dilakukan orang lain

  • Untuk memfasilatasi tingkat perkembangan fisik anak, perlu dibuat adanya arena bermain yang dilengkapi dengan alat-alat peraga dan alat-alat keterampilan lainnya. Seluruh fasilitas, seperti kamar kecil, wastafel, dan rak untuk menyimpan bahan pelajaran, dibuat sesuai ukuran anak-anak. Hal ini akan melatih kemandirian pada anak.

  •  Metode belajar dengan melakukan praktek langsung akan memudahkan anak untuk menyerap informasi dari yang hanya sekedar teori

  • Anak memiliki kesempatan memperbanyak kosakata, mengembangkan bahasanya sehingga dapat  menjalin komunikasi atau bercakap-cakap dengan orang lain

Kekurangan Metode Montessori
  • Dibutuhkan perbandingan yang sesuai antara anak dan Guru, karena cara belajar yang bersifat perorangan. Hal ini untuk menghindari kewalahan guru ketika menghadapi banyak anak dengan keinginan yang berbeda-beda
  •  Pengelompokan anak dengan berbagai usia juga dapat menimbulkan sikap agresif dari anak yang berusia lebih tua serta keinginan untuk mengalahkan anak yang lebih kecil dalam penggunaan material belajar yang terbatas jumlahnya.
  • Sekolah yang sudah menerapkan Metode ini diharuskan untuk melengkapi berbagai fasilitas sebagai sarana penunjang
  • Metode ini tidak digunakan di sekolah umum, sehingga anak-anak yang akan melanjutkan ke sekolah umum butuh usaha keras untuk beradaptasi
  • Karena memiliki kebebasan dalam memilih kegiatannya, anak menjadi sedikit susah diatur jika sudah terlanjur melakukan sesuatu yang disukainya secara berlebihan
Nah demikian itu tadi sekilas gambaran tentang Metode Montessori untuk anak-anak. Semoga bermanfaat untuk orang tua, guru, ataupun pendidik PAUD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar