.

Selasa, 31 Juli 2018

De Tjolomadoe Wisata Heritage di Kabupaten Karanganyar


Apa yang kita pikirkan saat pertama kali dengar kata pabrik, lebih mengerucut lagi yaitu pabrik gula? Tentu gambaran akan mesin-mesin berukuran besar, para pekerja, serta semua bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan ataupun hasilnya menghiasi imajinasi kita.




Lantas apa jadinya jika kita mendengar istilah bekas pabrik gula. Kata bekas sendiri mengandung arti sudah pernah dipakai. Kebayang kan, apa yang ada di benak kita membayangkan bangunan besar bekas pabrik gula yang lama mangkrak.


Angker dan horor seperti itulah kesan pada bangunan yang merupakan peninggalan Belanda ini. Sekarang, bangunan yang dulunya dikenal sebagai pabrik gula ini beralih fungsi menjadi salah satu destinasi wisata di Karanganyar, Jawa Tengah.




De Tjolomadoe, resmi dibuka kembali pasca revitalisasi pada tanggal 24 Maret 2018. Dalam acara peresmian yang dihadiri Presiden Jokowi, tampil musisi David Foster sehingga menambah animo masyarakat untuk berdatangan.



Lokasi De Tjolomadoe tak jauh dari pusat kota Solo. Apalagi keberadaannya persis di pinggir jalan raya Colomadu Kabupaten Karanganyar, sehingga akses menuju tempat ini sangat mudah. 


Berada di atas lahan seluas kurang lebih 6,4 ha, De Tjolomadoe mengusung konsep wisata heritage dengan tidak menghilangkan ciri khas pabrik gula, yaitu mesin-mesin yang dulunya digunakan saat masih beroperasi. 

Kondisi Pabrik Gula Sebelum Revitalisasi


De Tjolomadoe Sesudah Revitalisasi


Untuk masuk ke kawasan wisata De Tjolomadoe ini kita tidak perlu mengeluarkan uang kecuali untuk biaya parkir atau membeli makanan pada kafe dan stan makanan yang ada di sana. Ulala pantes saja tempat ini selalu dipenuhi pengunjung apalagi saat libur tiba.


 


Mengusung konsep heritage yang sarat akan nilai-nilai budaya, di kawasan De Tjolomadoe ini pengunjung bisa menikmati pemandangan aneka mesin-mesin besar yang kini beralih fungsi menjadi spot foto yang menarik. 




Sembari jalan-jalan dan selfi-selfi manjah, pengunjung juga bisa berbelanja aneka kerajinan tangan dan batik atau bisa juga mampir untuk menikmati makanan dan minuman pada beberapa kafe yang buka di dalam. Masalah harga sejauh ini masih dalam batas wajar ya untuk ukuran kafe. Seperti di Tjolo Coffee misalnya untuk secangkir kopi dihargai sebesar dua puluh lima ribu rupiah.




Sebagai salah satu warisan budaya, keberadaan De Tjolomadoe sendiri diharapkan bisa memberikan pengetahuan pada pengunjung akan nilai-nilai historial dan budaya. Sehingga masyarakat bisa tahu dan mengenang kejayaan pabrik gula ini pada masanya.




De Tjolomadoe sendiri ke depannya akan difungsikan sebagai tempat pagelaran budaya, pameran seni, juga konser musik. Seperti yang sudah berlangsung tanggal 30 Juni 2018 lalu, grup band Noah sukses menggelar konser di Hall De Tjolomadoe yang mampu menampung sampai tiga ribu orang.



Untuk memberikan kenyamanan pada pengunjung De Tjolomadoe, disediakan juga berbagai fasilitas pendukung seperti lahan parkir yang luas, toilet, ruangan yang dilengkapi dengan AC, juga alunan musik yang jadi pelengkap. Suasananya persis sekali saat kita berada di pusat perbelanjaan. Hal ini tentu jauh sekali dari image pabrik yang identik panas dan pengap.


Penasaran seperti apa De Tjolomadoe sekarang dan ada apa di dalamnya? Silahkan datang ke Karanganyar Jawa Tengah karena tiap harinya De Tjolomadoe buka mulai pukul 10.00-21.30 WIB.


Selamat Berlibur ya…




.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar